Pemikiran H SY Fasha, ME


Fasha Menjawab Kesangsian Publik 

Sumber : Jambi Independent (28/12/2012)

Jambi -  Sejak Partai Golkar mendukung H.SY.Fasha,ME maju sebagai calon walikota Jambi periode 2013-2018, banyak pihak yang tiba-tiba beralih dukungan ke tokoh muda ini. Apalagi, selama ini banyak pula yang menyangsikan Fasha tak akan didukung Golkar. Apa tanggapan Bang Fasha –sapaan akrab H SY Fasha ME – Atas ini???
Kepada wartawan Fasha menjelaskan, dukungan Golkar kepada dirimya adalah hal yang wajar. Apalagi, Golkar katanya merupakan partai besar yang telah membesarkannya sejak beberapa tahun yang lalu hingga sekarang. Dari Golkar pula dia memperoleh banyak ilmu yang bermanfaat. “Saya sangat yakin Golkar bias member pencerahan bagi hidup saya dan kita semua,”tutur ayah tiga anak ini, beberapa waktu lalu.
Begitu pila tentang kesangsian sebagian kalangan tentang dukungan Golkar kepada dirinya, Fasha juga menganggap itu hal yang wajar, Dinamika politik memang sangat fleksibel. Ada banyak factor yang mempengaruhi seseorang didukung atau tidak oleh partai politik tertentu. Namun , terlepas dari itu semua, Fasha sangat bersyukur Golkar bersedia member dukungan atas majunya ia ke bursa calon walikota Jambi 2013-2018.
“Niat saya baik ingin membangun Kota Jambi, dan Alhamdulillah, Golkar juga punya niat yang sama,”jelas Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Provinsi Jambi ini. Begitupun dengan partai politik lain yang telah lama mendukung, Fasha sangat berterima kasih atas amanah yang telah diberikan selama ini kepada dirinya. Dia sangat yakin, beranjak dari niat baik, akan selalu ada jalan terbaik di depannya. Tak perlu sangsi, tak perlu gundah gulana dan tak perlu pula khawatir.”yang penting, mari luruskan niat untuk membangun Kota Jambi kita tercinta ini.”jawabnya.
Agar masyarakat bisa membaca kesungguhannya, Fasha akan melakukan beberapa hal serius yang bisa menjadi perhatian bersama. Pertama, dia akan menyumbangkan gaji untuk masyarakat tidak mampu di bidang pendidikan dan kesehatan. Kedua, Fasha akan berkantor di kantor kelurahan/kecamatan selama 3 hari dalam 1 minggu dan akan terus melakukan dialog/FGD bersama masyarakat sekitar, sampai keadaan Kota Jambi betul-betul dirasa membaik dan masyarakatnya sejahtera.
“Ketiga, apabila dalam kurun waktu tiga tahun masa pemerintahan tidak ada perubahan yang mendasar (pembangunan fisik maupun pembangunan ekonomi masyarakat), maka saya siap MUNDUR dari jabatan walikota. Mudah-mudahan ini bisa membuka mata, pikiran, jiwa serta nurani masyarakat Kota Jambi untuk bersatu menjadikan Kota Jambi yang baru, pemimpin yang baru dengan program BANGKIT,”tandasnya.(*)

Perempuan Adalah Sumber Keberhasilan

Sumber : Jambi Ekspres (07/12/2012)

 Di Balik kesuksesan lelaki, pasti ada perempuan hebat di belakang nya. Perempuan adalah Tonggak keluarga. Keberhasilan mendidik anak-anak adalah peran serta dari seorang Ibu. 

MESKIPUN ada juga keluarga yang sudah tidak ada lagi figur ibu, namun anak-anaknya berhasil. Tapi tidaklah banyak.

Menjadi seorang ibu rumah tangga adalah sebuah profesi yang mulia, di mata suami / masyarakat maupun di mata Allah SWT karena hal tersebut merupakan jihad untuk kaum perempuan/ muslimah.
Perempuan itu terlihat lemah, tapi kekuatannya sangat dasyat. Mereka adalah segala sumber inspirasi, segala sumber kekuatan dan segala sumber kemajuan, Keberadaannya tak tertandingi di bidang kemajuan zaman. Termasuk kemajuan kota jambi yang tercinta ini.
Atas kenyataan ini, jika saya dipercaya memimpin kota Jambi nanti,, perempuan harus banyak di libatkan. Baik di bidang pemerintahan, kesehatan, pendidikan , maupun keagamaan. Suaranya harus disalurkan, ide-idenya harus dicarikan jalan untuk diwujudkan, dan semangatnya, harus ditampung untuk keperluan kamajuan kota.
Maka itu, sangat tepat jika membersarkan BKMT-BKMT yang sudah ada. Upaya menghidupkan pengajian dan gerakan keagamaan di masyarakat lewat kegiatan perempuan, tentunya berpengaruh bagi semua pihak, khususnya keluarga.
Ya, agama adalah kunci kekuatan iman, dan iman, kunci kekuatan keluarga. Jika dalam satu keluarga iman nya telah kuat dalam artian mentalnya telah terbina lewat gerakan ibu rumah tangganya yang aktif  di BKMT, otomatis seluruh anggota keluarga akan ikut terpengaruh, Dengan begini kita bisa berharap setiap keluarga di Kota Jambi bermental baik dan siap membangun Kota Jambi dengan kesungguhan yang total.
Bayangkan jika dalam satu keluarga bermental tidak baik, bagaimana kemajuan bisa diharap dari anggota keluarga seperti ini??? Pada akhir nya yang ada hanya hasil buruk dan jauh dari kemajuan. Jika BKMT-BKMT atau kelompok keagamaan ibu-ibu telah berjalan, baru kita carikan jalan untuk mengoptimalkan fungsi perempuan bagi kemajuan Kota Jambi. Baik itu di sisi ekonomi, kesehatan, pendidikan maupun bidang lain.
Misalnya di bidang ekonomi, bisa saja pemerintah menggelontarkan anggaran untuk pembinaan usaha rumah tangga. Pemiliknya ibu-ibu, pekerjanya ibu-ibu dan pemasarannya ibu-ibu juga dibantu pemerintah lewat dinas terkait. Kalau perlu, setiap RT ada satu jenis usaha rumah tangga yang hidup, dengan begini, tentunya ekonomi keluarga terbantu dan ibu-ibu ada ruang untuk menyalurkan kreatifitasnya.
Inilah yang biasa disebut ekonomi mikro penopang ekonomi makro. Tidak akan ada ekonomi makro tanpa ekonomi mikro. Semuanya saling terkait, bahul membahul dalam kesatuan trandaksi jual beli.
Lantas, jika Kota Jambi penuh dengan ibu-ibu yang berkeimanan kuat dan berkreatifitas penuh, siapa sangka nantinya lambat laun Kota Jambi akan jadi raja perekonomian di Provinsi Jambi, Indonesia, maupun dunia.
Jadi, tidaklah tepat apabila ada prempuan yang minder dengan status nya hanya sebagai ibu rumah tangga biasa. Coba kita pelajari perjalanan hidup para pemimpin kita maupun pemimpin-pemimpin dunia, mereka sebagian besar di lahir kan dan dibesarkan hanya oleh seorang ibu rumah tangga biasa bukan dari kalangan wanita karier. Jadi, ke depan nanti, untuk menjadikan Kota Jambi lebih baik dari saat ini, maka peran perempuan harus lebih ditingkatkan sesuai dengan profesi masing-masing.

Reformasi Birokrasi yang Profesional dan Kapabel
Sumber : Jambi Independent (Senin, 15/10/2012)


Tingkat pelayanan masyarakat, terhubung langsung dengan birokrasi pemerintahan yang tepat, efisien dan profesional. Makanya, saya pikir di Pemerintahan Kota Jambi, perlu adanya reformasi birokrasi yang berdasar pada profesionalisme para pejabatnya.

SEKIRANYA saya dipercayakan menjadi pemimpin di Kota Jambi nanti, maka saya akan bersungguh-sungguh menciptakan iklim yang kondufsif bagi semua pihak. Skala prioritas dalam menentukan SKPD/setingkat adalah, ROFRSIONALISME yang berdasarkan kualitas, kredibilitas, kapabilitas dan memiliki Integrasi sesuai disiplin ilmu dan lantar belakang masing-masing. Semua itu berdasarkan FIT and PROFER TEST dengan mengedepankan pungsi dan peran BAPERJAKAT.
Pada saat saya tatap muka dan dialog dengan masyarakat, banyak pertanyaan yang diutarakan. Misanya,"kalau bapak terpilih nanti, bagaimana mengatasi calon-calon pejabat yang merupakan titipan partai politik pengusung atau tim sukses?". Jawaban saya sangat sederhana, semua calon yang diusulkan akan saya tampung, tetapi dengan persyaratan harus mengajukan tiga nama dengan kualitas, kapabilitas yang setingkat.
Setelah itu, nama-nama tersebut trtap akan saya lakukan FIT and PROFER TEST lewat BAPERJAKAT. Dan terakhir, mereka harus memaparkan program kedepan yang sejalan dengan VISI dan MISI saya. Karena bagi saya, tidak masalah siapapun yang memberi masukan nama-nama untuk penetapan pejabat, jangan kan tim sukses atau partai pengusung, sekalipun itu usulan dari partai bukan pengusung pun akan saya tampung kalau itu memang baik bagi Kota Jambi.
Sebab, pemerintah daerah sudah memiliki sistem penjaringan pejabat lewat Baperjakat. Untuk itu, jika nanti saya jadi walikota, maka fungsi Baperjakat akan ditegakkan sebagaimana mestinya. Setiap calon pejabat akan menjalani test melalui proses di atas. Dan saya, akan memilih pejabat tidak berdasarkan selera pribadi/keluarga/kelompok saya. Melainkan, berdasarkan kemampuan dan kesesuaian dan kepatutan lewat kajian TIM BAPERJAKAT. Tim ini, bila perlu melibatkan pihak ketiga yang independent dan terbuka. Satu hal lagi, bagi saya tidak ada DENDAM POLITIK dalam menempatkan pejabat nantinya.
Apabila seorang pejabat tidak lulus dalam proses tes di atas, maka mereka akan dicarikan posisi yang sesuai dengan bidang yang mereka kuasai. Inilah yang disebut "THE RIGHT MAN THE RIGHT POSITION" ( Orang yang tepat ditempat yang tepat ). Sistem seperti ini sudah saya terapkan di perusahaan saya, hasilnya sangat positif. Dan saya yakin akan baik juga bagi kesinambungan kinerja di pemerintah daerah.
Selain itu, dalam proses penerimaan CPNS dan penentuan pejabat-pejabat, saya jamin tidak ada transaksional berupa setoran uang kepada pejabat Baperjakat ataupun pejabat lain di dinas tertentu. Setelah perjaringan pejabat, ada beberapa hal lain yang masuk dla program Reformasi Birokrasi yang saya gagas. Salah satunya dari segipengurusan izin. Soal perijinan, seperti kita ketahui bersama sampai sekarang masih terasa belum lancar dan terkesan tidak Transparan.
Masih banyak pihak investor ( Lokal maupun luar ) kesulitan dalam mengurusi perijinan usaha di kota ini, Padahal mereka sudah mengeluarkan sana yang besar untuk itu. Ironisnya lagi, perijinan susah keluar tapi tidak ada kekuatan hukumnya sehingga apabila ada protest /demo dari kelompok tertentu, ijin tersebut bisa dianulir lagi dan hal ini sangat merugikan para investor. Padahal adanya investor berarti adanya pendapatan tambahan serta Perekrutan tenaga kerja bagi Kota Jambi.
Untuk itu, harus ada kesamaan persepsi dari dinas//instansi terkait supaya mempermudah pengurusan ijin, yang tentu saj sesuai aturan hukum yang berlaku. Konflik pengusaha dan masyarakat harus diminimalisir, win-win solution diupayakan maksimal oleh pemerintah sebagai fasilitator dan regulator.
Dengan begini, saya yakin, semua akan senang dan tenang dalah berusaha maupun bekerja. Ketika semua telah berjalan sesuai relnya masing-masing, serbong pemerintah daerah akan gemilang , Semoga. (*)



Ketika Pengajar Terus Belajar
Sumber : Jambi Independent (Jum'at, 21/09/2012)

Upaya meningkatkan mutu pendidikan tak Input dari peran para guru. Mereka tetap menjadi para pahlawan tanpa tanda jasa yang mulia. Jika tak ada guru, tak mungkin kita bisa berada di sini, menjadi dewasa dan melaksanakan peran kita masing-masing di dalam lingkungan masyarakat. Tapi seperti apa sosok guru yang kita harap pada jaman sekarang???? saya punya beberapa masukan.
Bila dibanding masa lalu, guru terkini kehidupannya relatif meningkat. Apalagi dengan adanya tunjangan sertifikasi, saya yakin, ini amat membantu para guru dalam mencukupi kehidupannya dan membawa pengaruh positif bagi pelaksanaan tugas nya di sekolah.
Roh keluarnya tunjangan sertifikasi ini adalah peningkatan mutu pendidikan. Negara berharap, guru yang menerima bisa memanfaatkan tunjangan ini untuk meningkatkan kemampuan masing-masing dalam mengajar.Nah pertanyaan nya sudahkah ini terlaksana dengan baik??
Maaf Bapak-bapak dan Ibu-ibu guru yang saya hormati, Saya tidak ingin mencampuri urusan ini terlebih jauh. Hanya sebatas saran dan masukkan, Ini semua saya lakukan agar kita sama-sama meraih manfaat besar dari peran guru yang mulia itu, Jika berkenan, mari kita lanjutkan gagasan saya yang mungkin basa diterapkan jika nanti saya di percaya memimpin kota jambi.
Kita sudah tau roh dari tunjangan sertifikasi, kalau begitu, apakah kita bisa melaksanakannya dengan cara-cara yang benar?? tentu saja bisa. Izinkan saya bantu memanajernya.
Tunjangan sertifikasi dicairkan setiap beberapa bulan sekali. Dirapel. Nominalnya disesuaikan golongan masing-masing penerima. Nah, dari total yang diterima, sebagian bisa kita sisihkan untuk membeli buku buku berkualitas yang berisi tentang pelajaran atau metode pengajaran. Lalu buku itu dibaca, dipahami dan diterapkan. Jika masih banyak lebihnya tentu saja setelah dipotong kebutuhan rumah tangga dan angsuran ini itu, bisa pula disisihkan lagi untuk mengikut kursus- kursus sesuai bidang mata pelajaran masing-masing. Atau bahkan kursus komputer.
Apalagi di Kota Jambi, baik toko buku maupun lembaga kursus sangat banyak beroperasi. Tinggal pilih sesuai keinginan dan anggaran, kalau buku, tak perlu yang baru dan mahal, yang seken dan murah jadilah, kalau kursus, tak perlu pula yang mahal dan lama, yang cepat tapi murah jadilah. Asal ada niat kuat para guru penerima sertifikasi untuk kemajuan dan kecerdasan anak didik, tentu saja ini akan mudah dilakukan. Semua tergantung niat, bapak-bapak dan ibu-ibu guru yang saya cintai...
Selain itu, saya juga punya dua anjuran yang bisa dilaksanakan instasi teknis pendidikan di kota Jambi, jika saya di percaya memimpin Kota Jambi,saya ingin  ada penataran atau pengarahan bagi para guru yang belum mendapatkan sertifikasi ataupun guru yang sudah memperoleh sertifikasi. Materi pengarahan, ya, seperti ini. Bagaimana memanfaatkan tunjangan sertifikasi untuk peningkatan mutu pendidikan .
Sehingga, roh tunjangan ini bisa terjaga dan terlaksana sesuai keinginan negara. Dan, tentu saja, sesuai impian kita bersama untuk memajukan pendidikan di negeri ini, termasuk kota jambi.
Satu lagi, mungkin kita bisa pula melaksanakan program pertukaran pengajar. Misalnya, kita datangkan guru-guru berkualitas dari sekolah yang juga berkualitas di Jakarta. Lalu guru-guru pilihan di Kota Jambi kita kirim ke sekolah-sekolah berkualitas di Jakarta. Pembiayaan dan mekanismenya bisa diatur Pemerintah Kota Jambi lewat Pemerintah Kota Jambi, bekerjasama dengan Pemerintah Profinsi DKI Jakarta.
Dengan begini, saya yakin akan tumbuh semangat para guru untuk belajar dan berjuang meningkatkan mutu pendidikan di Kota Jambi. Keuntungan lain jika program ini terlaksana, kita bisa meraih standar pengajaran nasional sehingga mempermudah siswa ketika melaksanakan ujian nasional, karena sistem pengajaran kota Jambi sama dengan di ibukota negara.
Jadi begitulah, ketika penulis adalah otomatis pembaca yang  bail, maka mengajar sudah sepatutnya adalah pelajar yang baik pula. Mari kita bangun pendidikan Kota Jambi yang bersih, murah dan berkualitas. Agar kota ini bisa bangkit, dan semakin bangkit mengajar pembangunan di segala sektor. Bangkit, Bangkitla Jambiku....!!!




PSB Bersih, Butuh Lembaga Teknis
Sumber : Jambi Independent (Kamis, 20/09/2012)  

Persoalan di bidang pendidikan sangat pelik, Upaya meningkatkan mutu pendidikan, penerimaan siswa yang bersih dan biaya murah atau gratis, selalu menjadi beban di tubuh pemerintahan. Ini yang perlu kita pikirkan bersama.
PROSES penerimaan siswa baru (PSB), saya nilai sangat penting dibuatkan satu sistem yang meringankan orang tua maupun siswa bersangkutan. Ini adalah langkah awal perjalanan siswa dalam mengarungi pendidikannya. Alangkah sayangnya jika semangat siswa yang ingin bersekolah, pupus gara-gara biaya PSB yang mahal dan kotor.
Gagasan saya, dalam pelaksanaan PSB, kita perlu lembaga teknis khusus yang bertugas sebagai penyelenggara. Lembaga ini misalnya dikerjasamakan dengan Universeitas Jambi harus Independen dan kapabel. Tugasnya mulai pembuatan naskah soal, pelaksanaan dan pengawasan ujian sampai penilaian hasil tes. Selanjutnya, hasil tes disampaikan kepada dinas pendidikan untuk kemudian di distribusikan ke sekolah masing-masing.
Dengan cara ini, saya yakin kita bisa mewujudkan PSB yang bersih dan berkualitas. Sebab, informasi yang saya dapat, 30 persen siswa yang lulus masuk sekolah lewat PSB adalah siswa berperstasi. Sedangkan sisa nya yang 70 persen, adalah siswa yang lulus berkat uang dan koneksi orang tuanya.Lihat, bagaimana mungkin kita mengharapkan lulusan sekolah yang berkualitas, jika siswa yang berprestasi hanya di terima 30 persen setiap tahun nya.
Selain PSB, ada pula masalah lain yang tak kalah peliknya. Yakni, pelayanan sekolah dan pengutan-pungutan terhadap siswa, Di mulai dari pelayanan. Tiap sekolah, wajib memberi pelayanan maksimal kepada anak didiknya. Baik itu infrastruktur mapun tenaga pendidik.
Dana-dana yang dibantukan pemerintah kepada sekolah, selayaknya diterapkan dengan tepat dan sesuai target setiap sekolah.dan ini, ada kegiatan yang erat dengan pengutan-pungutan yang dilakukan pihak sekolah. Mulai dari pungutan dan PSB, pendaftaran ulang kenaikan kelas, sampai pengutan ketika pelaksanaan ujian nasional. Saya pikir, pungutan di sekolah, apapun bentuknya, tidak boleh diberlakukan, Kecuali dalam hal-hal tertentu yang sudah disepakati antara pihak sekolah dan komite sekolah.
Pada sekolah negeri, pemerintahan sudah sangat banyak menyalurkan dana baik itu lewat APBN maupun APBD Provinsi dan APBD Kota Jambi. Betapa besarnya dana pendidikan yang disiapkan pemerintah bagi tiap sekolah. Dengan berbagai bantuan itu, sudah selayaknya tiap sekolah tidak lagi menerima pungutan dari siswanya, ini masuk akal kan???
Jika saya dipercaya memimpin Kota Jambi nanti, saya akan berusaha meniadakan pungutan-pungutan, menetapkan buku yang dipakai tak perlu di ganti setiap tahun supaya orang tua jadi bertanggung jawab kepada sekolah dan anaknya. Dan siswa didik bertanggung jawab kepada orang tua, sekolah dan prestasinya.
Sehingga, situasi ini saling menguntungkan bagi semua pihak, Dan yang paling diuntungkan adalah pemerintah daerah serta negara, Berkat pendidikan yang bersih, murah dan berkualitas, siswa didik maupun di negeri ini, akan loyal kemajuan daerah dan negaranya.
Mereka sudah berhutang budi, bagaimana mungkin mereka mengkhianati kita???
Ayolah, mati kita bersama-sama mewujudkan pendidikan yang bersih, murah, berkualitas di kota ini. Rindukan kemajuan kota lewat anak-anak muda yang pintar, cerdas dan berhati mulia. Tidak akan ada lagi dendam di hati mereka akibat menempuh pendidikan yang kotor, mahal dan tidak berkualitas. Bangkit, Bangkitlah Jambiku..!!!!




Pengangguran Bukan Karena Pendidikan, Tapi Mental
Sumber : Harian Jambi Independent   (Sabtu, 15/09/2012)

Ada beberapa faktor penting yang harus diurus pemerintah : Pendidikan, Kesehatan, Infrastruktur dan Ketenagakerjaan. Di antara keempat itu, yang paling sering memikirkan soal tenaga kerja.
KERJA adalah hal dasar yang harus dimiliki semua manusia. Baik itu warga pedesaan maupun warga perkantoran. Jika seseorang bekerja, dia bisa mencukupi kebutuhan untuk hidupnya, keluarganya dan orang-orang yang terhubung kepadanya. Dengan bekerja, seseorang menjadi manusia yang eksis. Otomatis, dia bisa pula mencukupi kebutuhannya untuk berpendidikan, berkesehatan dan menikmati infrastruktur yang dibangun pemerintah. Inilah kenapa pekerjaan harus diprioritaskan oleh pemerintah.
Pendapat saya peribadi, persoalan pengangguran di Kota Jambi bukan terletak pada faktor pendidikan, Tapi pada mental. Malah jika ada survei khusus, kita bisa tahu bahwa para penganggur di kota ini kebanyakan lulusan SMA dan perguruan tinggi. Lulusan sekolah dasar atau menegah pertama, rata-rata bekerja di berbagai level perekonomian. Mulai dari buruh, pedagang, petani, sampai pengusaha sukses.
Tidak percaya, mari kita lihat di Dinas Dukcapil. Dari sana kita bisa tahu bahwa yang kebanyakan mengurus kartu pencari kerja adalah lulusan SMA sederajat dan sarjana, ini menandakan bahwa lulusan ini lebih memilih pekerjaan ketimbang lulusan SD dan SMP.
Dari fakta ini pula saya menyimpulkan bahwa pengangguran itu dipengaruhi mental para pencari kerja. Ketika seseorang berpendidikan tinggi, dia otomatis menerapkan level tinggi pada lapangan pekerjaan yang diharapkan. ini bagus, tapi kurang tepat jika memilih pada level larir yang berjenjang. 
Sekarang saya tanya, ada apa seseorang langsung menjadi bos??? Punya gaji besar, kerja enak, makan banyak, tidur nyenyak?? tidak kan?
Semua pekerjaan hampir bisa dipastikan berawal dari level terendah, yaitu karayawan atau staf. Barulah perlahan-lahan naik menjadi manajer rendah, manajer menengah, manajer, general menajer sampai direktur utama-penamaan tingkat karir ini disesuaikan perusahaan masing-masing.
Nah, kalau mau jadi bos-dengan catatan harus mau kerja keras, gaji kecil, tidur kurang, makan secukupnya-, bisa saja lewat membuka usaha sendiri. Soal modal, mari kita bicarakan pada tulisan berikutnya. Yang penting, ada tidaknya mental lulusan SMA dan sarjana untuk berwiraswasta.Jika ada tapi masih sedikit, saya ada usulan pemikiran untuk memecahkan persoalan ini.
Kita perlu membentuk lembaga non teknis yang membentuk mental dan meidset para lulusan SMA dan perguruan tinggi. Agar mereka tak lagi berharap mencari pekerjaan dan bermimpi mejadi pegawai negeri. Lembaga ini adalah lembaga non teknis dan non formal. Bertujuan meningkatkan produktifitas tenaga kerja dengan bantu perusahaan besar yang ada di kota atau provinsi Jambi.
Jadi begitu lah. Pengangguran itu terletak pada mental dan cara berpikir lulusan sekolah dan perguruan tinggi. Saran saya, kalau mau kerja ya lakukan apapun yang Anda bisa. Jangan benyak memilih.
Semoga kita selalu sukses.....



Air Bersih Hak Setiap Warga
Sumber : Harian Jambi Independent   (Kamis, 06/09/2012)

     Setelah jalan dan jembatan, infrastruktur lain yang perlu kita perhatikan adalah air bersih. Rasanya sangat ironis jika satu kota besar tidak memiliki sarana dan prasarana air bersih yang memadai, dan yang mencukupi kebutuhan warganya. Kita punya PDAM, itu berarti, kita, seharusnya, punya pasokan air bersih yang tak akan putus hingga perusahaan daerah itu tutup.
     Sebenarnya ini adalah pemikiran warga Kota Jambi pada umumnya. Jika ada sumber air, ada pula perusahaan daerah air minum (PDAM), maka, sudah tentu warga berhak mendapat air itu di rumah mereka masing-masing, dengan cara apapun! Warga tak peduli apakah itu –biaya operasional- masuk dalam hitungan PDAM dan Pemerintah Kota Jambi atau tidak. Yang penting, mereka butuh air bersih. Sekali lagi, mereka butuh air bersih di rumah masing-masing, dengan apapun caranya.
     Penduduk Kota Jambi saat ini mencapai 500 ribuan jiwa. PDAM Tirta Mayang diketahui sudah bisa mencukupi kebutuhan akan air bersih sebanyak 60 persen penduduk kota. Ini cukup menggembirakan. Tapi belum cukup memuaskan. Masih 40 persen lagi yang harus dipuaskan. Mereka tersebar di wilayah-wilayah pinggir kota dan perumahan-perumahan yang disubsidi pemerintah.
       Makanya, kita sangat perlu mendukung pergerakan PDAM Tirta Mayang. Mereka harus dimotivasi terus, didukung penuh, termasuk dalam hal permodalan. Penyertaan modal dari Pemkot Jambi, saya pikir, tetap perlu dilakukan, sepanjang, penggunaan dan pengaturannya bisa transparan. Supaya transparan, bisa saja per tahun neraca PDAM diumumkan ke publik lewat media massa, biar masyarakat dan pemegang saham tahu kinerja perusahaan ini.
     Saya kebetulan punya perusahaan, jadi, antara modal dan laba harus masuk akal. Pada perusahaan milik daerah seperti PDAM ini, tugasnya selain mencari laba juga sebagai pelayan masyarakat. Nah, di sini kan jadi jelas, bahwa antara modal dan laba perusahaan ini, setidaknya bisa berimbang. Jangan sampai modal terlalu tinggi, atau laba terlalu tinggi. Jika keuntungan perusahaan sangat besar, keuntungan itu bisa diputar untuk membangun pipanisai baru dan instalasi pengolahan air (IPA) yang baru. Tapi jika modalnya yang terlalu tinggi, nah, ini yang harus dibahas serius. Kenapa bisa terjadi? Kesalahannya di mana? Manajemennya seperti apa? Sistem kerja selama ini bagaimana?
     Pembahasan masalah ini perlu dilakukan oleh Pemkot, DPRD Kota, pengawas dan direksi PDAM. Semua harus terlibat. Semua harus transparan. Dan, semua harus serius mencari jalan keluar yang terbaik bagi PDAM dan bagi warga Kota Jambi. Selain itu, warga kota bisa memberi dukungan penuh kepada PDAM untuk berkembang. Tentunya dengan pengawasan dan pengelolaan SDM yang berkualitas.
Lalu mengenai sumber air, Kota Jambi saya yakini punya sumber yang melimpah. Seperti Sungai Batanghari dan Danau Sipin. Untuk daerah-daerah bertopografi tinggi, seperti Kecamatan Kotabaru, bisa saja dibangun bak-bak reservoar dan intake. Kita juga perlu menjaga debit air di Danau Sipin, caranya dengan membangun pintu air khusus. Untuk mendanai pembangunan ini semua, pemerintah bisa minta bantuan dana dari pusat melalui Pemerintah Provinsi Jambi.
Lalu soal listrik. Seperti air, warga kota berhak mendapatkan layanan pemerintah satu ini. Tapi sukurlah PLN masih profesional. Di kota ini listrik hampir merata telah mengalir. PLN sangat cakap menyenangkan pelanggannya, kecuali, tentu saja pemadamannya yang masih sering tak sesuai jadwal.
Pemerintah, saya pikir, hanya perlu membantu PLN melancarkan program-programnya. Termasuk, memeratakan pemakaian meteran pra bayar di seluruh rumah penduduk Kota Jambi, dan menyediakan tiang-tiang listrik yang cukup.
Jadi begitulah. Jalan dan jembatan bagus, kemacetan berkurang, air mengalir di tiap rumah, dan listrik menyala tanpa pemadaman mendadak, semua ini faktor-faktor kemakmuran satu kota. Mari kita bahu membahu mewujudkannya, supaya Jambi bisa bangkit lagi menuju kejayaannya yang tertunda.(*)