Senin, 22 April 2013

Kerja Bantu Nenek Untuk Bisa Beli Baju Lebaran


PEKERJA KERAS : SY Fasha akrab bersama Abdullah Sani
JAMBI - Tak terbayangkan bila sudah dewasa nanti akan menjadi orang yang bisa berguna bagi orang banyak. Itulah yang dirasakan H Sy Fasha ME, dan Drs H Abdullah Sani M.Pd.I, yang akan mencoba untuk lebih banyak membantu masyarakat dengan maju sebagai calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jambi periode 2013-2018.
Fasha kecil dulunya dilahirkan disebuah kampung. Dibesarkan di rumah panggung yang sangat boleh dikatakan sederhana. Selama  22 tahun dirinya dibesarkan di lingkungan tersebut.

            Sejak umur 8 tahun, Fasha kecil sudah terbiasa membantu neneknya memetik  dan mengikat daun suji untuk dijual ke pasar saat bulan puasa untuk bahan dasar membuat cendol.

"Uangnya saya gunakan untuk tambahan membeli pakaian lebaran dan membeli mainan setelah Salat Ied. Bagi saya, kehidupan atau lingkungan tersebut bukan suatu yang aneh. Saya dilahirkan dan dibesarkan di Tembok Batu  Plaju (Palembang) di daerah pinggiran Sungai Musi, sudah terbiasa dari kecil hidup susah," ujarnya.

            Kerja dari kecil, cukup membuatnya tegar untuk menghadapi kerasnya hidup. Usia 10 tahun ia ikut menyapu atau membersihkan mobil angkot, karena depan lorong rumahnya terminal oplet. Uang yang didapat dipakai untuk jajan membeli keperluan kecil Fasha kecil saat itu.

Mengapa ia terbiasa kerja keras sejak kecil? Fasha bercerita kalau hal itu didasari dari orang tuanya yang hanya seorang Satpam di Pertamina. Harus menghidupi serta menyekolahkan 8 orang putra-putri nya. Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Terkadang menyambi menjadi guru ngaji atau juru masak (panggung).

"Alhamdulillah kakak saya yang tertua ikut membantu orang tua kami membiayai adik-adiknya bekerja sambil kuliah. Dari kehidupan  yang susah dan keras semasa kecil, kami bisa mencicipi bangku  kuliah dan menjadi sarjana," kata Fasha yang mempunyai istri soleha, Hj Yuliana Fasha, Msi.Ak.

            Kehidupan masa kecilnya iu menempa ia menjadi tangguh /ulet dan tidak cengeng. Serta kejujuran. Makanya Fasha sedih bila melihat masih ada orang yang hidup susah “Insya Allah kami bisa survive dalam kehidupan sesusah apapun, karena kami punya pengalaman hal tersebut,” katanya.
Bukanlah cita-cita Fasha untuk menjadi seorang pengusaha saat besar nanti. Dulu, ia bercita-cita ingin menjadi Tentara. Selepas SMA ia pernah mencoba test Akabri, walau akhirnya gagal. Cita-cita itu ia kubur, dan akhirnya ikut test di Politeknik Unsri Palembang pada 1987.

Karena kepintaranya, ia tamat 1990 jurusan teknik sipil. Selepas kuliah ia bekerja sebagai konsultan teknik dan pertama kali ditugaskan di Kabupaten Kerinci. Awal 1992 ia ditugaskan ke Tanjung Jabung sampai 1998.

Berkat keuletan dan ketekunannya dalam meniti karir, ia banting menjadi kontraktor di Jambi dengan membeli sebuah perusahaan kontraktor. Kehidupan sederhana masih terasa, karena sampai 2002 ia tinggal di rumah kontrakan di Gotong Royong, Kota Jambi.

Barulah pada 2003 ia bisa membeli rumah yang ditempatinya sekarang, dengan sistem kredit selama 3 tahun. Saat ini ia sudah mendirikan group perusahaan di bawah payung "PERSADA GROUP" bergerak di bidang jasa kontruksi, perdagangan umum, perkebunan, develover, jasa perhotelan, rental alat berat, dan mobil.

“Alhamdulillah kami bisa memberikan penghidupan lebih kurang 500 an karyawan yg tersebar di beberapa kabupaten dan kota,” ujarnya.

            Tak berbeda pula dengan apa yang dirasakan Abdullah Sani saat kecil dulu. Lahir di Kuala Tungkal, suami dari Komariah ini sewaktu kecil juga hidup dalam kesusahan. Kerasnya hidup tahun 1960-an saat dia masih usia anak-anak dirasakannya.

Ia bercerita, saat bangku sekolah dasar pernah bersekolah dengan tidak mempunyai sepatu. Cukup untuk punya pakaian sekolah saja sudah dirasa sangat cukup. Namun, dengan kegigihan, dan kejujurannya, Abdullah Sani beranjak dewasa dengan sosok yang sudah nampak agamis.

Suatu saat kelak, ia tidak menyangka akan menjadi salah satu calon wakil wali kota, yang tidak pernah ia mimpikan ataupun sekedar membayangkannya. Sani kecil hingga dewasa tidaklah pernah neko-neko. Tekadnya hanya satu dari kecil, bagaiamana ia bisa menjadi orang yang berguna, bagi kedua orangtuanya dan daerahnya.

“Kami tidak pernah bermimpi untuk bisa maju berpasangan di Pilwako Jambi. Kalaulah melihat sejarah kami berdua dengan Pak Abdullah Sani, kami masih serasa mimpi kalau saat ini kami sudah menjadi calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jambi. Jangankan menjadi wali kota sungguhan. Jadi calonnya saja kami sudah sangat berbangga hati, dan merupakan sejarah bagi kehidupan kami berdua,” kata Fasha yang diamini Abdullah Sani.(adv)