JAMBI - Tak terbayangkan bila sudah dewasa nanti
akan menjadi orang yang bisa berguna bagi orang banyak. Itulah yang dirasakan H
Sy Fasha ME, dan Drs H Abdullah Sani M.Pd.I, yang akan mencoba untuk lebih
banyak membantu masyarakat dengan maju sebagai calon Wali Kota dan Wakil Wali
Kota Jambi periode 2013-2018.
Fasha kecil
dulunya dilahirkan disebuah kampung. Dibesarkan di rumah panggung yang sangat
boleh dikatakan sederhana. Selama 22 tahun dirinya dibesarkan di
lingkungan tersebut.Sejak umur 8 tahun, Fasha kecil sudah terbiasa membantu neneknya memetik dan mengikat daun suji untuk dijual ke pasar saat bulan puasa untuk bahan dasar membuat cendol.
"Uangnya saya
gunakan untuk tambahan membeli pakaian lebaran dan membeli mainan setelah Salat
Ied. Bagi saya, kehidupan atau lingkungan tersebut bukan suatu yang aneh. Saya
dilahirkan dan dibesarkan di Tembok Batu Plaju (Palembang) di daerah
pinggiran Sungai Musi, sudah terbiasa dari kecil hidup susah," ujarnya.
Kerja dari kecil, cukup membuatnya tegar untuk menghadapi kerasnya hidup. Usia 10 tahun ia ikut menyapu atau membersihkan mobil angkot, karena depan lorong rumahnya terminal oplet. Uang yang didapat dipakai untuk jajan membeli keperluan kecil Fasha kecil saat itu.
Mengapa ia
terbiasa kerja keras sejak kecil? Fasha bercerita kalau hal itu didasari dari
orang tuanya yang hanya seorang Satpam di Pertamina. Harus menghidupi serta
menyekolahkan 8 orang putra-putri nya. Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga
biasa. Terkadang menyambi menjadi guru ngaji atau juru masak (panggung).
"Alhamdulillah
kakak saya yang tertua ikut membantu orang tua kami membiayai adik-adiknya
bekerja sambil kuliah. Dari kehidupan yang susah dan keras semasa kecil,
kami bisa mencicipi bangku kuliah dan menjadi sarjana," kata Fasha
yang mempunyai istri soleha, Hj Yuliana Fasha, Msi.Ak.
Kehidupan masa kecilnya iu menempa ia menjadi tangguh /ulet dan tidak cengeng. Serta kejujuran. Makanya Fasha sedih bila melihat masih ada orang yang hidup susah “Insya Allah kami bisa survive dalam kehidupan sesusah apapun, karena kami punya pengalaman hal tersebut,” katanya.
Bukanlah cita-cita
Fasha untuk menjadi seorang pengusaha saat besar nanti. Dulu, ia bercita-cita
ingin menjadi Tentara. Selepas SMA ia pernah mencoba test Akabri, walau
akhirnya gagal. Cita-cita itu ia kubur, dan akhirnya ikut test di Politeknik
Unsri Palembang pada 1987.
Karena
kepintaranya, ia tamat 1990 jurusan teknik sipil. Selepas kuliah ia bekerja
sebagai konsultan teknik dan pertama kali ditugaskan di Kabupaten Kerinci. Awal
1992 ia ditugaskan ke Tanjung Jabung sampai 1998.
Berkat keuletan
dan ketekunannya dalam meniti karir, ia banting menjadi kontraktor di Jambi
dengan membeli sebuah perusahaan kontraktor. Kehidupan sederhana masih terasa,
karena sampai 2002 ia tinggal di rumah kontrakan di Gotong Royong, Kota Jambi.
Barulah pada 2003
ia bisa membeli rumah yang ditempatinya sekarang, dengan sistem kredit selama 3
tahun. Saat ini ia sudah mendirikan group perusahaan di bawah payung
"PERSADA GROUP" bergerak di bidang jasa kontruksi, perdagangan umum,
perkebunan, develover, jasa perhotelan, rental alat berat, dan mobil.
“Alhamdulillah
kami bisa memberikan penghidupan lebih kurang 500 an karyawan yg tersebar di
beberapa kabupaten dan kota,” ujarnya.
Tak berbeda pula dengan apa yang dirasakan Abdullah Sani saat kecil dulu. Lahir di Kuala Tungkal, suami dari Komariah ini sewaktu kecil juga hidup dalam kesusahan. Kerasnya hidup tahun 1960-an saat dia masih usia anak-anak dirasakannya.
Ia bercerita, saat
bangku sekolah dasar pernah bersekolah dengan tidak mempunyai sepatu. Cukup
untuk punya pakaian sekolah saja sudah dirasa sangat cukup. Namun, dengan
kegigihan, dan kejujurannya, Abdullah Sani beranjak dewasa dengan sosok yang
sudah nampak agamis.
Suatu saat kelak,
ia tidak menyangka akan menjadi salah satu calon wakil wali kota, yang tidak
pernah ia mimpikan ataupun sekedar membayangkannya. Sani kecil hingga dewasa
tidaklah pernah neko-neko. Tekadnya hanya satu dari kecil, bagaiamana ia bisa
menjadi orang yang berguna, bagi kedua orangtuanya dan daerahnya.
“Kami tidak pernah
bermimpi untuk bisa maju berpasangan di Pilwako Jambi. Kalaulah melihat sejarah
kami berdua dengan Pak Abdullah Sani, kami masih serasa mimpi kalau saat ini
kami sudah menjadi calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jambi. Jangankan menjadi
wali kota sungguhan. Jadi calonnya saja kami sudah sangat berbangga hati, dan
merupakan sejarah bagi kehidupan kami berdua,” kata Fasha yang diamini Abdullah
Sani.(adv)