DISENANGI WARGA : SY Fasha bersama warga |
Jambi- Bertempat di halaman
Masjid Babbul Jannah RT 30 Kelurahan Asam Bawah Pal IX Kotabaru berkumpul
ratusan warga. Mereka berasal dari RT 04, RT 05,RT 08,RT 26, RT 29, RT 30.
Tampak hadir juga tokoh masyarakat, Drs.H.Khoiri Imam Masjid Babbul Jannah,
Andi Bunwir,S.Pd, Mbah Muhlas, Ustadz Haris Mubaroqh, Ustadz Andre, Ustadz Gebe
Hasibuan, Syafrizal, ketua masjid, para ketua RT dan perwakilan masyarakat dari
Talang Gulo (TPA), Ibu-ibu rebana, ibu-ibu Majelis taklim, Nihayati, tim
LAGA-BAT, Gerindra Provinsi Jambi dan Kota Jambi serta AMPG Provinsi Jambi.
Mengawali pembukaan, Nihayati
selaku protokol berpesan kepada Fasha hendaknya nanti bila terpilih jadi
walikota bisa meneladani dan mencontoh semangat Tut Wuri Handayani. Dalam sambutannya
Fasha mengucapkan terima kasih atas jalinan silaturahim ini yang telah berjalan
beberapa tahun.” Terpilih atau tidaknya saya nanti selaku Walikota hendaknya
jalinan silaturahim ini jangan terputus,”katanya. Fasha juga menguraikan VISI
dan MISI nya untuk kota jambi kedepannya.” Kita akan bangun apa-apa saja yang
tidak ada di kota Jambi seperti Pekan baru, Palembang dan Padang.
“Sesuatu yang baik perlu kita
contoh, mengenai sumber dana, itu urusan pemimpin Walikota dan perangkatnya
jangan masyarakat ikut pusing memikirkannya karena sumber dana selalu menjadi
kambing hitam sehingga tidak bisa membangun. Makanya kita perlu Pemimpin yang
berpikir dan berjiwa Entrepreneur, banyak jalan menuju Roma,”ungkap Fasha.
Disela acara salah satu warga, Syafei nyeletuk.” Ngapo Fasha datang sendirian
mano tim sukses nyo, biaso nyo kandidat lain kami tengok banyaklah
penngiringnyo di banding warga yang hadir.
“Warga melihat Fasha hanya datang
ditemani sopirnya. Seperti biasanya Fasha selalu datang mengejutkan tanpa di
duga dan pengawalan. Fasha juga pernah mengatakan, bahwa dirinya hanya warga
biasa sama seperti warga lainnya. “Tidak ada perbedaannya antara kita yang kini
sama-sama masyarakat biasa.”ujarnya.
Dalam dialog tanya jawab kali
ini, ada beberapa warga tokoh masyarakat seperti jumari mewakili RT 26,RT 04,
RT 16, RT 18 Talang Gulo TPA mengenai bidang pendidikan.” Anak-anak kami harus
berjalan 4 km untuk menempuh SD yang terdekat dengan kondisi jalan tanah dan
rusak. Sehingga kondisi tersebut menggerakkan kepedulian salah satu warga kami
untuk mewakafkan tanahnya lebih kurang 1 hektar untuk pemakaman dan bangunan
sekolah, tanah masih berstatus SKT. Kami sudah mencoba mengurus melalui camat
untuk di sertifikatkan sampai saat ini sudah hampir Pilwako lagi belum juga
direalisasikan oleh kantor camat. Kami sudah melaporkan kepada SKPD terkait Di
Pemkot, tapi tidak di gubris,”keluh warga.
“Saat ini kami sudah cuek dan
masa bodoh dengan pemimpin yang ada karena hanya manis dimulut saja,” sesal Jumari.
Riziq juga mengungkapkan, perlu penekanan reformasi Birokrasi, karena saat ini
sudah jadi rahasia umum kalau PSB itu banyak yang masuk lewat pintu belakang. “bagaimana
kiat bapak Fasha untuk mengantisipasi PSB ini agar lebih berpihak kepada masyarakat
kurang mampu?, Warga lain, Ucok dari RT 36 menanyakan, infrastruktur dah
penerangan sangat minim.” Kondisi daerah kami di pinggiran mau bergabung ke
Muaro Jambi jauh tapi masuk wilayah kota juga, nasib kami seperti ini,” ungkap
Ucok.
Terakhir, Wahid ketua RT 30
menyebut para ketua RT adalah ujung tombak pembangunan dan pemerintahan yang
paling bawah.” Namun kesejahtraan kami sangat minim, bagaimana program bapak
buat kami nanti, tanya Wahid. Menjawab semua pertanyaan warga, Fasha dengan
gaya yang santai dan terukur.” Mengenai sudah adanya wakaf Lahan dari warga,
saya ucapkan terima kasih kepada keluarga yang mewakafkan semoga dengan kepedulian ini mendapatkan Amal
dan Pahala dari Allah SWT.
Kalaulah kondisi ini sudah
berjalan sangat lama dan sampai saat ini belum ada respon pemerintah sedikitpun,
Insya Allah tidak lama lagi dalam kurun waktu tidak sampai 6 bulan lagi kita
sudah memilih pemimpin baru. Bersabarlah Insya Allah langkah baik kita di Ridhoi
Allah SWT,” Kata Fasha.
“Hari ini menjadi Prioritas saya
kedepan termasuk kompensasi lingkungan TPA dari pemerintah terhadap masyarakat
yang berdomisili di lingkungan TPA. Karena saya sangat prihatin melihat
lingkungan masyarakat sekitarnya, tidak seperti di kota besar lainnya dimana
masyarakat di lingkungan TPA mendapatkan kompensasi dari lokasi tersebut, karena
secara amdal masyarakat sekitarlah yang menanggung dampak negatifnya,”katanya. Mengenai
PSB, seperti yang diungkapkan Riziq, ada suatu sistem yang akan diterapkan Fasha.
“Apabila kondisi dunia pendidikan
tidak mau juga berubah pola selama ini. Karena saya yakin kenapa hal tersebut
terjadi, dikerenakan permainan oknum-oknum saja tidak semua kepala sekolah,
guru melakukan hal tersebut, Insa Allah hal tersebut tidak la terlalu sulit
bagi saya nanti,”paparnya.
“Untuk Ucok mengenai
infrastruktur dan penerangan, akan ada pengalokasian lebih untuk bantuan
penerangan lampu jalan. Saya sependapat bahwa kota Jambi harus dibuat seterang
mungkin sampai ke pelosok-pelosok perbatasan kabupaten tetangga, saya punya
prinsip membangun daerah harus dimulai dari pinggiran, bagaimana Filosofis
membakar obat nyamuk. Semua berawal dari pinggir sehingga berakhir di
tengah-tengahnya”.
Dan untuk Wahid, kata Fasha dirinya
tahu berupa insentif yang diterima ketua RT saat ini.” Dan saya anggap belum
layak dan perlu ditambah lagi ke depan, untuk memberikan tambahan insentif juga
ada beberapa kegiatan di RT yang bisa di hendle langsung ketua RT. Salah
satunya adalah pemungutan PBB, kedepan pada ketua RT dan perangkat lah yang
membayarkan PBB masyarakat karena hasil dari saya keliling selama ini terungkap
bahwa, bukannya masyarakat tidak mau membayar PBB namun karena Malas antrean
terlalu lama di kantor Pos atau perbankan yang ditunjuk. Akan ada upah pungut
persentase buat ketua RT semua akan FULL kan untuk petugas RT yang memungutnya.
Saya yakin kedepan kalo ada pemilihan RT nantinya,”Jawab Fasha. Terakhir acara
dialog di tutup dengan doa oleh imam masjid Babbul Jannah, Drs.Khoiri.